Kamis, 28 Mei 2009

J E R I T A N H A T I SANG PENULIS

Apa pandangan penulis tentang Semangat yang kunjung luntur ?
“Kapan gelar strata dua itu bisa kuraih?? Mereka perlahan – lahan mulai meninggalkanku..No bodies perfect!? Kata itu seakan meng-Amin-i bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kelabilan dalam menjalankan hidupnya..so sdh jd harga mati bagi gw utk meninggalkan paradigma kemalasan..Gw kudu semangat, konsistensi terhadap kedisplinan, merubah cara pandang gw tentang hidup (mungkin lebih pasnya lebih memposisikan diri sebagai figur yang dihargai, bukan semata-mata menghargai..dan juga bermaksud untuk menjadi egois n pada akhirnya tidak peka terhadap orang-orang disekitar kita), lebih bersyukur n bertaqwa kepada Tuhan YME atas segala hal yg gw tempuh…”krn gw yakin, ada campur tangan Dia dibalik kerja keras gw…..malu dong ama meja olympic, lampu sorot dari keluarga besar Maspion, buku2 psikotest yg setia melatih gw tiap hari, photo studio habitat MM 33 pagi senantiasa tersenyum yang di tempel pas di hadapan gw, sterofoam yg setia terpampang dan selalu mengingatkan gw klo lupa..masa gw hanya termenung dan terdiam di depan mereka….come on..let’s do it…gw kudu bisa TITIK!!!!................klo ada pepatah mengatakan “Klo sejuta jalan gagal kutempuh menuju Roma !!? barulah kupikirkan cara curangnya………eitssss !! tunggu dulu”..masa gw mau disamain ama monyet !!??.....ogaaaahhhhhhh..

Apa pandangan penulis tentang Anak kecil yang terjebak dalam tubuh orang Dewasa ?
Ketika umur gw sudah tidak remaja lagi, pola pikir dengan sendirinya bergeser kearah lebih berarti lagi tentang hidup. Secara de Facto susah untuk menerima di usia yang sudah seperempat abad ini, bagaikan jiwa anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Sungguh ironis memang ? Tp disatu sisi, kreatifitas seseorang tidak semata-mata diproduksi dari nilai2 kedewasaan pada umumnya..melainkan sisi kekanakan kita juga turut serta memberikan kontribusi nyata bagi kelangsungan hidup kita nantinya. Sikap dan perbuatan memang harus beralih menjadi kedewasaan yang sesungguhnya, tetapi bukan berarti menghapus nilai2 kekanakan kita...

Apa pandangan penulis tentang Soulmate ?
Ketika mereka sudah mantap meneruskan masa depannya bersama orang-orang yang ia cintai..tentunya menjadi kebahagiaan yang tak terperikan bagi kedua sedjoli tersebut..tetapi menjadi motivasi (pro) sekaligus intimidasi (kontra) tersendiri jika gw terus memikirkannya, tp gw rasa hal itu juga perlu dicermati…karena memang gw akan menikah nantinya, bukan kah itu menjadi suatu kewajiban bagi kita umatNya yang dimana itu telah ditorehkan di dalam firmanNya..Bagi kita yang belum beruntung jangan merasa berkecil hati..suatu saat Tuhan pasti akan mempertemukan soulmate kita ditempat dan dengan cara yang indah suatu saat nanti…….

Apa pandangan penulis tentang Pekerjaan ?
Kata pekerjaan sekarang menjadi suatu Berlian bagi gw, tidak sekedar mengejar status, melainkan juga keharusan dan tanggung jawab terhadap hidup ini..tidak selamanya gw bergantung pada orang lain..karena suatu saat mereka akan meninggalkan gw nantinya..ketergantungan yang berlebihan membuat gw lupa diri untuk terus membenahi diri agar mampu mandiri dalam hal apapun..degradasi kualitas itu akan trjadi, apabila gw tidak menyadarinya dan mengantisipasinya..dan pada akhirnya kalah bersaing, dan menjadi minder….

Apa pandangan penulis tentang Pernikahan campuran?
Perbedaan keyakinan tidak cukup mendapat tempat di negara ini. Berdampingan dalam keadaan “menyebrang” maupun “berlainan” dalam menjalani bidak rumah tangga nantinya, tentunya lambat laun akan terjebak dalam sangsi sosial secara langsung maupun tidak langsung..baik itu penolakan, dicibir, maupun dikucilkan dari komunitasnya..saya yakin dan percaya setiap Agama mengajarikan pernikahan seumat kepada setiap penganutnya dan penyebaran seluas-luasnya menjadi salah satu misi penting didalamnya…tetapi bukan berarti kalau menjadi “pembelot” akan menderita selamanya…dalam pengalaman gw itu tidak mutlak terjadi, seperti yang gw alami sekarang…gw lahir dibesarkan dalam keadaan tersebut..memang dibutuhkan penyesuaian yang panjang agar semua pihak bisa iklas menerimanya..tapi gw tidak menganjurkan itu!!?
Sungguh tidak adil memang bagi mereka yang mengatas namakan cinta, yang konon mampu mengalahkan segalanya..sehingga itu membuat orang lupa dari mana awalnya dia berpijak, sehingga tidak mampu lagi berpikir logis dalam menjalani masa depan kelak bersama pasangannya…logis atau tidak logis mungkin lebih tepatnya tergantung dari pemahaman orang yang banyak tw n telah lama menyelaminya…tp begitulah pemahaman gw…
Yang terutama gw percaya dengan keyakinan gw, menyadari esensi-esensi yang terbalut didalamnya..dan gw tidak mau “menggadaikan” Dia, sekalipun harus ditukar dengan setumpuk emas, berlian, maupun apapun yang bisa membuatku lupa…

Terima Kasih Tuhan atas Kasih Karuniamu sehingga Engkau memampukanku dalam berkata-kata…


On May 26 2009 at HOME

6 komentar:

  1. malu dong ama meja olympic, lampu sorot dari keluarga besar Maspion, buku2 psikotest yg setia melatih gw tiap hari, photo studio habitat MM 33 pagi senantiasa tersenyum yang di tempel pas di hadapan gw, sterofoam yg setia terpampang dan selalu mengingatkan gw klo lupa

    gw seneng banget n tersenyum baca yang ini mon..tulisanmu ini bagus....

    BalasHapus
  2. Apa pandangan penulis tentang Anak kecil yang terjebak dalam tubuh orang Dewasa ?

    mau tau gak...
    baca sub ini aja aku dah nyengir hahahahaa
    bagus bagus...ide lu kreatif..ntar gw baca isinya dulu ya

    BalasHapus
  3. kreatifitas seseorang tidak semata-mata diproduksi dari nilai2 kedewasaan pada umumnya..melainkan sisi kekanakan kita juga turut serta memberikan kontribusi nyata bagi kelangsungan hidup kita

    ni makna yang bagus n bisa jadi tpik wacana mon
    ide lu cemerlang

    BalasHapus
  4. Sikap dan perbuatan memang harus beralih menjadi kedewasaan yang sesungguhnya, tetapi bukan berarti menghapus nilai2 kekanakan kita...

    hmmmmm sip sip
    gw jadi berfikir mon bener juga ya....

    BalasHapus
  5. tidak selamanya gw bergantung pada orang lain..karena suatu saat mereka akan meninggalkan gw nantinya..ketergantungan yang berlebihan membuat gw lupa diri untuk terus membenahi diri agar mampu mandiri dalam hal apapun..degradasi kualitas itu akan trjadi, apabila gw tidak menyadarinya dan mengantisipasinya..dan pada akhirnya kalah bersaing, dan menjadi minder….

    gw terkesan banget mon....bagus banget..ini dalem banget buat kita ex anak2 kudalaut

    BalasHapus
  6. Apa pandangan penulis tentang Pernikahan campuran?

    tulisan ini sungguh bagus dan bermanfaat..nah alangkah baiknya si penulis jangan memberikan garis batas finish choice kehidupannya..alangkah baiknya diberikan sesuatu biar pembaca bisa merenungi dan menghayati atau bahkan memilih pradigma...ok mon

    BalasHapus